This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Welcome Into my Site

Sabtu, 30 Oktober 2010

Stok Masker di Yogyakarta Habis

Liputan6.com, Yogyakarta: Sejak dilanda hujan abu semalam, kebutuhan masker di Kota Yogyakarta, Sabtu (30/10), meningkat tajam. Persediaan masker di beberapa toko dan apotek pun habis. Sebagian warga terpaksa menggunakan kain untuk menutupi hidung dan mulut dari abu vulkanik.
Para pedagang dadakan memanfaatkan kondisi ini dengan berjualan masker di sejumlah ruas jalan. Meski sedikit lebih mahal dari harga normal, warga rela membeli demi menjaga kesehatan.
Hujan abu vulkanik melanda Kota Yogyakarta dan sekitarnya tadi malam. Pemerintah setempat mengimbau warga mengenakan masker untuk menghindari gangguan pernapasan, batuk, dan pilek [baca: Hujan Abu, Yogyakarta Butuh Masker].(WIL/ANS)



ingin baca lebih lengkap ??
click here

Sabtu, 23 Oktober 2010

20 Tips Komposisi Agar Foto Makin Keren

Komposisi dalam bidang seni apapun adalah ibarat selera akan makanan, semua kembali ke preferensi  masing-masing. Namun begitu, ada beberapa panduan tertentu yang tak lekang waktu dan ikut di amini oleh mayoritas pelaku.
Duapuluh tips singkat komposisi untuk fotografi berikut disarikan dari beragam sumber tulisan serta buku fotografi dan semoga pembaca bisa menambah atau menguranginya dengan mengisi komentar di akhir tulisan. Isinya bukan aturan tapi panduan, karena sekali lagi komposisi adalah masalah selera.
  1. Tarik perhatian ke arah subyek utama dalam foto. Manfaatkan warna, bentuk, cahaya atau garis supaya foto tampak kuat dan menyedot perhatian2918681424_4ebd1a42dc_m
  2. Sederhana, makin sederhana susunan foto anda makin kuat kesan yang ditimbulkan 853806749_b775c85369
  3. Kurangi elemen yang tidak seirama. Jika menurut anda ada elemen tertentu yang merusak irama dan keharmonisan foto, singkirkan – tutupi – atau pindahkan sudut pemotretan supaya elemen tersebut hilang istock_000009494535small
  4. Penuhi seluruh isi frame dengan obyek utama. Kadang foto yang kuat kesannya adalah foto yang tanpa background sama sekali istock_000010211189xsmall
  5. Jangan biarkan ruang kosong mendominasi foto 3909629229_bce2a169b5_m
  6. Cek daerah disekitar garis frame, jangan biarkan ada tangan, kaki atau bagian penting obyek terpotong tanpa alasan kuat
  7. Maksimalkan penggunaan point of view (titik pandang) yang menarik, jangan melulu memotret dari depan subyek istock_000003706484xsmall
  8. Jangan lupa rule of third. Tarik garis imajiner yang membagi foto menjadi 9 bagian sama besar. Tempatkan obyek utama di persimpangan garis-garisnya2958127042_a5f79e9b29_o
  9. Saat memotret orang, usahakan selalu agar mata berada diatas garis tengah foto istock_000003558969xsmall
  10. Bagian paling terang dalam foto adalah bagian yang paling menyedot perhatian mata. Taruh obyek utama disana Sandcastle on Morro Strand State Beach, with Morro Rock visible in background, after sunset 24 Aug 2009
  11. Background lah yang memperkuat kesan. Jadi jangan biarkan background mematikan obyek utama. Baca lebih jauh tentang background disini.2985066755_a23e402f28_m
  12. Memotret secara horisontal memperkuat kesan lebar dan secara vertikal memperkuat kesan tinggi
  13. Tajamkan mata untuk mengenali pola yang berulang, manfaatkan  22348414_9769281ba9_m
  14. Tajamkan mata untuk mengenali pola simetri, manfaatkan 350058516_10387c7459_m
  15. Leading line dan kurva-S selalu menyenangkan dilihat istock_000011126150xsmall
  16. Untuk memotret anak-anak, jongkoklah. Sejajarkan kamera dengan mata mereka DSC_3897b
  17. Hindari menaruh titik perhatian tepat ditengah-tengah foto
  18. Hindari meletakkan garis horison tepat di tengah foto, usahakan horison ada di sepertiga atas atau bawahDelineated
  19. Jangan biarkan garis horison menabrak bagian obyek yang penting
  20. Cek, cek dan cek lagi sesaat sebelum memencet shutter. Pastikan apa yang tampak di viewfindersesuai keinginan anda
Mungkin ada ide tambahan? silahkan tambahkan dalam komentar dibawah.

11 Tips Memotret Dengan Kamera Handphone

Handphone adalah alat yang selalu kita bawa kemana – kemana, bukan hanya karena fungsinya sebagai alat komunikasi namun juga karena ia memiliki kemampuan ‘super’; pemutar mp3, GPS, perekam, organizer dan tentu saja kamera.
Dengan terus bertambahnya kemampuan kamera handphone (megapiksel, kualitas lensa dan adanya flash), frekuensi dan jumlah penggunanya juga semakin banyak. Sayangnya, hasil foto menggunakan kamera ini masih tetap terbatas. Bukan semata karena kualitas kamera namun juga mungkin cara kita menggunakannya.
Ini adalah 11 tips yang bisa anda pakai untuk memaksimalkan kualitas foto dari kamera handphone, apapun merk handphone anda, silahkan:
  • Jangan gunakan zoom, mendekatlah ke obyek foto
  • Kamera handphone cenderung memperkecil obyek foto, jadi selalu usahakan agar anda memotret dari jarak yang cukup sehingga keseluruhan obyek bisa memenuhi frame tanpa harus menggunakan zoom. Zoom akan menurunkan resolusi foto anda secara keseluruhan dan membuat foto tidak tajam.

  • Pastikan cahaya yang menerangi obyek mencukupi
  • Kamera hanphone tidaklah sesensitif mata kita yang bisa melihat di keremangan. Usahakan selalu agar cahaya yang menerangi obyek foto mencukupi, hasil foto outdoor cenderung lebih bagus dibanding indoor. Jika tersedia, gunakan flash saat memotret indoor. Namun harus diingat bahwa jarak efektif flash adalah sekitar 2-3 meter, jadi jangan berharap kita bisa menerangi seisi ruangan dengan flash.
  • Pegang handphone se-stabil mungkin
  • 2095094840_1a0c27fa75_m
    Semakin stabil kamera semakin bagus foto kita. Jadi usahakan selalu agar tangan kita tenang saat mengambil foto. Jika perlu, manfaatkan benda yang lebih stabil sebagai sandaran, misalnya pohon atau tembok sehingga membantu kestabilan tangan.
  • Baca tips tentang komposisi
  • 175669860_2c90793880_m
    Pengetahuan tentang komposisi yang bagus akan membantu kita memotret dengan lebih baik. Cobalah baca tips komposisi singkat ini. Namun jangan terpaku, seperti kata para fotografer tenar bahwa dalam aturan pertama dalam fotografi adalah tidak ada aturan,  yang ada adalah selera.
  • Cobalah memotret dari tempat yang tidak biasa
  • Foto yang dibuat dari sudut yang biasa-biasa saja maka hasilnya juga akan biasa-biasa saja. Untuk itu cobalah memotret dari sudut yang tidak biasa, misalnya dari bawah obyek seperti contoh di bawah.
  • Pilih resolusi tertinggi
  • Resolusi tertinggi berarti foto yang dihasilkan memiliki detail lebih banyak dan bisa dicetak lebih besar. Jika kamera memberi pilihan resolusi, pilihlah resolusi tertinggi. Juga resolusi tinggi juga berarti ukuran file yang lebih besar, ini menjadi pertimbangan bagi pemilik handphone dengan kapasitas memory terbatas atau misalnya foto akan dikirim maka akan membutuhkan waktu transfer lebih lama.
  • Pastikan lensa selalu bersih
  • Sebaik apapun kita memotret dan sebagus apapun obyek foto tapi jika lensa kita kotor maka hasilnya pastilah jelek. Mengingat handphone kita lama berada di kantong maka kotoran kelamaan akan menempel di lensa kamera, oleh karena itu secara berkala bersihkan lensa dari kotoran. Gunakan kain lembut untuk membersihkan, tak perlu cairan apapun. Jika terkena minyak, gunakan cairan pembersih LCD atau kacamata.
  • Kenali waktu jeda shutter
  • Kamera handphone memiliki apa yang disebut shutter lag, yakni waktu jeda antara saat kita memencet dan saat kamera mulai mengambil foto. Kenali waktu jeda ini dengan baik supaya tangan kita tetap tenang sesaat setelah kita menekan shutter.
  • Hindari mengedit foto dari handphone
  • Handphone memiliki beberapa fitur pengolahan foto bawaan yang cukup menarik (dan lucu-lucu), namun jika anda cukup tahan godaan dan rela kerepotan mengolah foto di komputer, maka hasilnya akan jauh lebih bagus dan kita akan memiliki keleluasaan kreatif yang lebih besar nantinya ketika mengolah foto di komputer.
  • Foto sesering mungkin
  • Kita harus bersyukur hidup di jaman digital sehingga berapapun kita memotret, kita tidak perlu mengeluarkan ongkos ekstra. Bayangkan jika anda memotret menggunakan film, berapa roll yang harus dibeli? Karena itu, jangan sungkan dan ragu, potretlah sebanyak dan sesering mungkin, semakin banyak kita memotret semakin banyak pula hasil yang bagus.
  • Jangan beri efek di handphone, beri efek di komputer
  • Kebanyakan handphone melengkapi dirinya dengan aplikasi tertentu yang memungkinkan kita mendapat efek seperti yang kita maui, misalnya hitam-putih, crop, sephia dll. Namun untuk mendapatkan hasil terbaik, gunakan software photo editor pilihan anda.
Catatan: untuk pengguna Apple iPhone seperti saya, pilihan aplikasi berikut mungkin bisa membantu anda.


kredit foto;   tengah: Bram & Vera dan bawah: Bohman

Jumat, 22 Oktober 2010

cara membagi bandwith Client

Sebenernya cara ini adalah cara yang digunakan untuk mempercepat kecepatan ineternet kita pada windows XP.
Inti nya adalah windows XP tersetting secara default akan mengambil 20% dari kecepatan akses internet kita yang 100%.
Sebenar nya, ada beberapa software juga yang dapat kita gunakan untuk membatasi pemakaian bandwidth pada tiap komputer client, tapi cara ini belum dapat menjamin 100% bandwidth komputer client di warnet terbagi secara adil.
Nah, cara yang akan saya gunakan adalah dengan cara mensetting % penggunaan bandwidth client yang di setting melalui windows itu sendiri.
Cara nya adalah sebagai berikut:
1. Klik start ==> run
2. Lalu ketik gpedit.msc, Kemudian setelah itu keluar kotak “Group Policy”
3. Di “ Computer Configuration “, Pilih “Administrative Templates“
4. Lalu pilih “ Network “
5. Klik pada “QoS Packet Scheduler “
6. Setelah itu Pilih Pada “ Limit reservable Bandwidth “
7. Pilih dari “ Not Configured “ menjadi “ Enable “
8. Setelah itu Pada tabel bawah pada tulisan “ Bandwidth Limit % “ Ubah Dari “20” Menjadi “80 atau 20”, Lalu “Apply” , “ OK “. 
setting ini tergantung dari jumlah komputer, jika kita mau setting setiap komputer dapet bandwith 10% maka kita tinggal masukan angka 90%, bila setiap komputer ingin kita set dapat 20% maka tinggal kita masukan angka 80%.

Mencuri Bandwith via Mozilla

www.google.com/hacker
Sudahlah tentu kita akan merasa kesal jika kita menggunakan internet yang sangat lemot alias lamberta (lambat), nah... berikut adalah sedikit tips dan triks untuk mengoptimalkan bandwidth internet via browser mozilla. Tips dan triks ini memang sering digunakan di warnet atau kantor, karena secara tidak langsung ini adalah teknik pencurian bandwidth dari jaringan ke PC yang anda gunakan, sehingga koneksi yang anda dapatkan akan lebih cepat dan lancar.



  • Buka Browser Mozilla Firefox
  • Pada Address Bar Ketik : ABOUT:CONFIG
  • Cari string di bawah ini : ( pastikan semua srting dibawah “TRUE”)

Contoh menggantingnya :

NETWORK.HTTP.PIPELINING FALSE ==> klik kanan dan pilih “Toggle”
NETWORK.HTTP.PIPELINING TRUE

NETWORK.HTTP.PIPELINING.MAXREQUESTS 64
NETWORK.HTTP.PROXY.PIPELINING TRUE
NETWORK.PROXY.SHARE_PROXY_SETTINGS FALSE

  • Klick Kanan Pada Area Kosong>New>INTEGER

  • Ketik : NGLAYOUT.INITIALPAINT.DELAY Beri Nilai 0

  • Kemudian REFRESH atau Tekan F5

  • Pada Address Bar Ketik : ABOUT:BLANK

Klik Menu:
Untuk OS Windows XP TOOLS>>OPTIONS>>WEB FEATURES
Untuk OS Linux ( Vector ) EDIT >> PREFERENCES
Untuk Setting yang berbeda di beberapa OS EDIT >>ADVANCED


  • Pada Option :

ALLOW WEB SITES TO INSTALL SOFTWARE Beri Tanda Check Box Untuk mengaktifkan

  • Kemudian Tekan OK Lalu REFRESH ( F5 )

  • Masuk Ke Link Ini :

https://addons.mozilla.org/extensions/moreinfo.php?applicationfiltered=firefox&id=125
atau :
https://addons.mozilla.org/extensions/moreinfo.php?id=125&applicationfiltered=firefox

  • Download Software SwitchProxy Tool Versi 1.3.4

  • Setelah Selesai Jangan Tekan Tombol UPDATE

  • Klik Tanda X (tutup)Yang Ada Di Pojok Kanan Atas Dari POP UP Window Yang Muncul

  • Tutup Semua Browser Mozilla FireFox,

  • Kemudian Buka Lagi Untuk Mengaktifkan Software SwitchProxy Tool Versi 1.3.4 Yang sudah di Install Tadi

  • Kalo Instalasi Sukses, Akan Muncul Toolbar tambahan Di Bawah Toolbar Navigasi & Address Bar.


  • Sekarang Browser Mozilla Siap Untuk Digunakan…….

Note :

  1. Software SwitchProxy Tool Versi 1.3.4 Ini selain untuk mengganti proxy secara otomatis dibrowser Mozilla FireFox, Engine-nya juga berpengaruh terhadap kecepatan koneksi internet.
  2. Cara ini bisa diterapkan di kantor atau warnet yang padat pengunjungnya, karena cara ini akan menyedot bandwidth yang ada ke PC yang anda gunakan.
  3. Perubahan yang signifikan dapat dilihat jika koneksi yang anda gunakan adalah Broadband/Vsat.

Selasa, 19 Oktober 2010

31 ways to improve pc

anda ingin menyempurnakan PC anda...



Rabu, 13 Oktober 2010

MEMOTRET SUBJEK DENGAN TEKNIK PEMOTRETAN

MEMOTRET SUBJEK DENGAN TEKNIK PEMOTRETAN
  1. 1. RUANG TAJAM
Ruang tajam atau depth of field adalah jarak antara objek yang terdekat dengan jarak terjauh yang nampak tajam (fokus) dalam gambar. Dalam buku lain juga dijelaskan pengertian ruang tajam, yaitu: jumlah jarak antara subjek yang paling dekat dan yang paling jauh yang dapat muncul di fokus tajam sebuah foto. Misalnya, jika kita memotret pohon-pohon yang berdiri bersaf-saf, maka yang akan tampak pada foto yang telah dicetak adalah beberapa pohon di depan tampak jelas kemudian semakin ke belakang semakin kabur gambar pohonnya.
Ketajaman ruang suatu gambar foto sangat tergantung pada beberapa hal, yaitu:
  • Diafragma atau bukaan lensa (lens aperture). Semakin kecil bukaan diafragma, semakin besar ruang tajam atau depth of field yang dihasilkan. Bukaan penuh atau besar akan menghasilkan depth of field yang sangat sempit.
  • Jarak fokus lensa atau focal length. Semakin panjang focal length, semakin sempit ruang tajamnya.
  • Jarak pemotretan. Semakin dekat jaraknya, semakin sempit ruang tajam yang dihasilkan. Begitu pula sebaliknya, semakin jauh jarak pemotretannya, maka ruang tajamnya akan semakin luas.
1.1       Ruang Tajam Sempit
Teknik ruang tajam sempit biasanya digunakan jika kita menginginkan subjek yang kita foto terfokus tajam sedangkan latar belakang dari subjek tersebut tidak tajam atau kabur. Untuk mendapatkan hasil seperti itu kita bisa mengubah diafragma kamera yang kecil menjadi besar, atau angka ‘f’ nya kecil. Selain itu kita juga dapat mendekatkan kamera ke arah subjek foto.
1.2       Ruang Tajam Luas
Teknik ruang tajam luas biasanya digunakan jika kita menginginkan suatu foto yang subjek utama dan latar belakangnya tetap terlihat jelas. Untuk mendapatkan hasil foto seperti itu, maka kita dapat mengatur bukaan diafragma kamera yang besar menjadi kecil, atau angka ‘f’ nya besar. Kita juga dapat menjauhkan kamera dari subjek foto.
  1. 2. PENCAHAYAAN
Pencahayaan adalah mencahayai film dengan pengontrolan diafragma dan kecepatan rana. Pencahayaan atau exsposure juga disebut sebagai kuantitas cahaya yang diperbolehkan masuk, intensitas (diatur oleh bukaan lensa) dan durasi (diatur oleh shutter speed) cahaya yang masuk dan mengenai film. Tanpa pencahayaan sebuah foto tidak akan pernah menjadi hasil karya. Fungsi dari pencahayaan adalah untuk memberikan jiwa pada foto.
Dalam mengevaluasi sebuah foto, ada tiga jenis kategori yang dikaitkan dengan pencahayaan, yaitu:
  • Pencahayaan kurang (under exsposure), berarti cahaya yang masuk mengenai film terlalu sedikit, sehingga gambar yang dihasilkan akan gelap.
  • Pencahayaan yang tepat, berarti cahaya yang masuk mengenai film cukup, sehingga akan menghasilkan gambar yang bagus dan menarik.
  • Pencahayaan lebih (over exsposure), berarti cahaya yang masuk mengenai film terlalu banyak, sehingga gambar yang dihasilkan terlalu terang.
2.1       Cahaya Alam (Natural Ligh)
Cahaya alam adalah sumber cahaya utama dalam pemotretan luar ruangan. Sumber dari cahaya alam berasal dari matahari, bintang dan benda-benda lain yang mampu memantulkan cahaya, seperti bulan. Cahaya alam bersifat langsung dan tidak langsung. Bersifat langsung, karena cahaya yang dihasilkan datang langsung dari sumbernya tanpa hambatan dan tanpa dipantulkan. Bersifat tidak langsung, karena cahaya yang dihasilkan oleh sumber cahaya terkena hambatan dan pantulan sebelum mengenai objek foto.
2.2       Cahaya Buatan (Artificial Light)
Cahaya buatan adalah cahaya yang dibuat untuk menerangi sebuah objek foto, biasanya cahaya buatan lebih banyak dipakai pada saat pengambilan foto di dalam ruangan. Cahaya buatan dapat dihasilkan oleh peralatan tambahan, yaitu lampu kilat, blitz atau flash.
  1. 3. KOMPOSISI
Komposisi adalah rangkaian elemen gambar dalam suatu ruang/format. Pemilihan komposisi merupakan pilihan pribadi fotografer, mungkin tidak akan pernah ada kamera yang memberi tanda jangan memotret dengan komposisi yang salah (Griand Giwanda, 2002:39). Komposisi juga dapat diartikan sebagai susunan elemen dalam suatu foto, sehingga kehadirannya dapat memperkuat subjek utama dalam foto.
Ada bebrapa hal yang bisa dijadikan panduan bagi seorang fotografer dalam pelaksanaan pemotretan, yaitu:
3.1       Penempatan Subjek
Penempatan subjek dalam gambar sangat penting untuk mendapatkan komposisi yang baik. Pilihlah satu objek yang menjadi pusat perhatian, sedangkan yang lainnya hanya sebagai pendukung dan tidak mengalihkan perhatian mata dari objek utama.
  • Aturan sepertiga (rule of third)
Aturan sepertiga adalah penempatan objek utama/subyek 1/3 bagian dari daerah gambar/frame, bisa disebelah kanan atau kiri daerah gambar, baik horizontal maupun vertikal. Aturan sepertiga ini sering digunakan untuk penempatan objek utama/subyek dalam gambar. Bagi bidang gambar menjadi 1/3 bagian sama besar secara horisontal dan vertikal dengan menarik masing-masing dua garis ke samping dan ke bawah. Kita dapat menempatkan subjek pada titik-titik perpotongan garis tersebut.
Gambar: Aturan sepertiga
  • Diagram irisan emas
Diagram ini menunjukkan bagaimana suatu irisan emas dibentuk. Mula-mula dibuat suatu bujur sangkar, kemudian dari bujur sangkar tersebut ditarik garis tengah yang memotong sisi-sisinya pada titik A dan B. Dari salah satu titik (misalnya titik A), dibuat lingkaran dengan garis tengah AC, memotong sisi bujur sangkar pada D. Selanjutnya dibuat segi empat dengan perluasan bujur sangkar sampai titik D tersebut. Titik C-C adalah irisan emas dan merupakan posisi subjek.
Gambar: Diagram irisan emas
  • Diagram susunan diagonal
Titik A dan B adalah garis diagonal (atau susunan subjek-subjek secara diagonal). Sedangkan perpotongannya, yaitu titik D atau C adalah posisi untuk menempatkan subjek utama.
Gambar: Diagram susunan diagonal
3.2       Garis
Garis merupakan elemen desain gambar tertua. Garis yang penting adalah garis yang membentuk tepi bingkai gambar karena garis ini yang mengisolasi bidang gambar yang direkam dari seluruh adegan. Garis horisontal menimbulkan kesan stabil atau tenang, sedangkan garis vertikal dapat menunjukkan  suatu gerakan.
3.3       Kedalaman
Untuk menambahkan kesan tiga dimensi dalam gambar dua dimensi, diperlukan suatu kedalaman atau perspektif yang akan menimbulkan ilusi jarak. Hal ini dapat dilambangkan dengan garis-garis yang bertambah sempit dari jalan atau rel kereta api, perbedaan ukuran dengan objek yang jauh terlihat lebih kecil daripada objek yang dekat.
3.4       Keseimbangan
Dalam sebuah foto diperlukan keseimbangan visual. Keseimbangan formal dihasilkan jika objek dengan ukuran atau berat visual sama ditempatkan disetiap sisi gambar atau subjek utama berada di pusat gambar. Untuk mendapatkan keseimbangan visual dalam fotogarafi seringkali digunakan keseimbangan nonformal. Misalnya, digunakan dua objek yang lebih kecil untuk mengimbangi sebuah objek yang besar.
3.5       Irama
Suatu komposisi yang baik dapat diperkuat dengan suatu irama yang berbentuk pengulangan garis, tekstur, bentuk, dan warna dalam gambar, seperti pola jendela bangunan, teras sawah, dan gelombang laut. Namun, pola-pola tersebut umumnya tidak akan menghasilkan gambar yang menarik sehingga diperlukan satu pusat perhatian.
3.6       Latar Belakang
Dalam mengambil gambar perlu diperhatikan tentang latar belakang objek utama. Latar belakang yang ramai akan merusak gambar dan mengaburkan fokus terhadap subjek foto.
3.7       Format.
Pada umumnya format foto yang digunakan adalah format horisontal atau landscape dan format vertikal atau portrait. Format horisontal merupakan format yang dinamis karena mata akan bergerak melihat dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Dengan demikian format ini sangat cocok untuk menggambarkan luasnya pandangan, bentang alam, ruang bangunan atau subjek berkarakter lebar. Sedangkan format vertikal mata bergerak dari atas ke bawah atau sebaliknya sehingga kekuatan yang lebih besar bertumpu pada arah vertikal. Format ini sangat cocok untuk menggambarkan ketinggian atau subjek yang menjulang tinggi.
  1. 4. PRAKTEK  PEMOTRETAN
4.1       Cara Memegang Kamera
Memegang kamera yang baik dengan cara tangan kanan memegang kamera bagian kanan, jari teluntuk selalu pada tombol pelepas rana. Sedangkan tangan kiri menyangga kamera dengan jari-jari selalu siap merubah titik fokus, hal ini dilakukan jika menggunakan kamera yang memakai lensa.
Beberapa Posisi Membidik.
  • Posisi Berdiri, kaki kiri agak maju terhadap kaki kanan. Posisi tangan dapat memegang kamera secara horisontal maupun vertikal.
  • Posisi Jongkok, lutut kanan bertumpu pada tanah atau lantai, lutut kiri menekuk membuat sandaran bagi siku kiri.
  • Posisi Tiarap, lakukan posisi seperti orang menembak dengan kedua siku bersandar pada tanah, sehingga kamera pada kening dijaga kestabilannya.
4.2       Pengambilan Sudut Kamera
  1. Bahasa pengambilan gambar
  • Very Long Shot atau Extreme Long Shot (ELS) adalah pengambilan gambar yang mencakup suatu daerah pengambilan gambar yang lebih lebar.
  • Long Shot (LS) atau Full Shot (FS) adalah pengambilan gambar dari jarak yang cukup jauh hingga seluruh subjek dan pemandangan.
  • Medium Long Shot (MLS) adalah pengambilan gambar dari lutut hingga ke atas tubuh manusia.
  • Medium Close Up (MCU) adalah pengambilan gambar yang menampakkan kepala, bahu, dan bagian atas dada orang hingga memenuhi gambar.
  • Close Up (CU) adalah pengambilan gambar yang menonjolkan bagian bahu dan kepala seseorang.
  • Exstreme Close Up (ECU) adalah pengambilan gambar sebesar mungkin pada bagian mata, mulut, dan sebagainya.
  • Big Close Up (BCU) adalah pengambilan gambar pada daerah kepala untuk menonjolkan karakter subjek.
  • One Shot adalah pengambilan gambar yang hanya menampilkan satu orang atau benda saja.
  • Two Shot adalah pengambilan gambar yang menampilkan dua orang atau benda.
  • Three Shot adalah pengambilan gambar yang menampilkan tiga orang atau benda.
  • Group Shot adalah pengambilan gambar sekelompok orang.
  • Over Shoulder Shot (OSS) adalah pengambilan gambar dua orang yang saling bertatap muka, pengambilan gambarnya melalui belakang bahu seseorang subjek.
  1. Sudut kamera (camera angel)
  • Bird Eye Viev adalah pengambilan gambar yang arah kameranya berada di atas dari objek, diumpamakan sebagai pandangan burung yang melihat dari langit.
  • Eye Level View adalah pengambilan gambar yang arah kameranya sejajar dengan objek.
  • Low Level View adalah pengambilan gambar yang arah kameranya berada lebih rendah dari objek. Pengambilan gambar dengan cara posisi jongkok atau tiarap.
4.3       Langkah Persiapan Pemotretan
  • Menyesuaikan pengaturan ASA/ISO yang terdapat pada kamera dengan ASA/ISO film.
  • Memilih subjek, baik pemandangan, benda mati atau manusia.
  • Memilih kecepatan rana agar didapatkan gambar yang menarik.
  • Memilih bukaan diafragma untuk menentukan banyaknya cahaya yang masuk serta menentukan ruang tajamnya.
  • Memilih latar belakang dari subjek foto.
  • Mengatur penempatan objek dalam bingkai gambar.
  • Menajamkan gambar atau focusing.
  • Menunggu momen yang tepat untuk memotret subjek.
4.4       Beberapa Saran Pemotretan Subjek
  • Memotret satu orang (model). Yang perlu diperhatikan dalam memotret model adalah latar belakang dan latar depan/muka model tersebut. Latar belakang jangan sampai mengacaukan fokus pandangan orang terhadap subjek. Sedangkan latar depan jangan sampai menutupi subjek.
  • Memotret dua orang. Yang perlu diperhatikan adalah ekspresi dan kenaturalan gerak dari subjek yang akan difoto.
  • Memotret tiga atau empat orang. Yang perlu diperhatikan adalah kejadian atau suatu peristiwa yang dilakukan oleh subjek yang akan difoto.
  • Memotret keluarga. Yang diperhatikan adalah ekspresi dari seluruh anggota keluarga dan kelengkapan anggota keluarga tersebut.
4.5       Pemotretan Landscape
Untuk memotret landscape atau pemandangan memerlukan beberapa teknik dasar diantaranya adalah:
  • Hukum Pertigaan
  • Gunakan kecepatan rendah agar proses pencahayaan lebih sempurna dengan fokus atau angka diafragma besar.
  • Gunakanlah tripod untuk menyangga kamera sehingga hasilnya tidak blur
  • Untuk mendapatkan gambar fokus yang tajam dapat dilakukan teknik aturan pertigaan yakni mengambil titik fokus tersebut sepertiganya saja.
4.6       Beberapa Teknik Pengambilan Gambar
  • Teknik Bluring
Untuk memotert subjek yang bergerak menjadi blur diperlukan kecepatan rana rendah. Untuk subjek yang bergerak kecepatan rana yang diperlukan berbeda-beda. Misalkan, mobil yang melaju kencang dengan kecepatan 150 km/jam mungkin akan menjadi blur dengan kecepatan rana 1/500 detik, tapi kalau kita memotret sepeda motor dengan kecepatan 40 km/jam dengan kecepatan rana yang sama, maka sepeda motor tersebut akan diam.
  • Teknik Panning Shoot
Teknik panning shoot adalah cara lain untuk memberikan kesan gerak pada foto. Dengan teknik ini latar belakangnya hampir sepenuhnya blur, sedangkan subjeknya relatif lebih tajam. Untuk mendapatkan hasil seperti ini dilakukan dengan cara mengikuti pergerakan subjek sebelum kita menekan tombol shutter.
  • Teknik Freezing
Teknik freezing adalah teknik membekukan gambar untuk memperlihatkan kesan gerak dengan membekukan gerakan yang sedang berlangsung. Untuk mendapat hasil gambar seperti ini digunakan kecepatan rana tinggi.
  • Teknik Zooming
Teknik zooming merupakan teknik foto untuk menampilkan kesan gerak dengan mengubah panjang fokus lensa pada saat menekan tombol shutter. Untuk mendapatkan hasil seperti ini dapat digunakan dengan kecepatan rana 1/30 detik.
DAFTAR RUJUKAN
Giwanda, Griand. 2002. Panduan Praktis Menciptakan Foto Menarik. Jakarta: Puspa Swara.
Kindarto, Asdani dan SmitDev Community. 2007. Memotret Dan Mengolah Foto Digital Untuk Pemula. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sudarma, Komang. 2005. Foto Dan Slide Pembelajaran. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.

Selasa, 12 Oktober 2010

Norton Internet Security (2011)


Norton Internet Security 2011 + NTR 3.0 



Petunjuk 
1. Instal keamanan internet 2011 dan * hapus centang bergabung komunitas menonton sesuatu * sebelum menekan menginstal 
2. Setelah Instalasi, Buka program dan pergi ke Settings> Misc dan mematikan produk norton mengganggu perlindungan 
3. Jalankan NTR 3.0 (Sebagai admin pada vista / tujuh) pengguna dan menginstal tekan * restart akan berlaku * 
4. Semua dilakukan, Anda sekarang memiliki 165 hari berlangganan


Download  :
Code :

Apa sih Exposure Value ( EV ) ???

EV = Exposure Value

Nilai EV adalah perpaduan antara shutter speed dan diafragma, bisa juga dikatakan sebagai nilai seberapa terang/gelap foto tersebut.

Angka EV adalah angka untuk 1 kali exposure (1 frame 1 take), tidak berlaku untuk double/multi exposure. Lebih lengkap lagi, EV adalah hasil perhitungan antara speed, diafragma, dan ISO. Berikut ini rumusnya:

EV = log2(aperture2 x (1/shutter speed) x (ISO sensitivity/100))

Dalam fotografi, EV adalah banyaknya sinar yang diperlukan untuk 1 kali exposure, angka EV juga melambangkan perpaduan yang pas antara shutter speed dengan diafragma untuk mendapatkan exposure normal, tidak kurang dan tidak lebih. Berikut ini adalah table EV dengan catatan ISO 100 :



Jadi misalnya, Anda berada di ruangan A mendapatkan speed 1/125 dan diafragma 5.6 serta ISO 100. Berarti nilai EV adalah 12. Dan ketika Anda berada di ruangan B Anda mendapatkan diafragma 4, maka untuk mendapatkan nilai EV (besar gelap/terang) yang sama, Anda sebaiknya menggunakan speed 1/250 Karena nilai EV 1/125 & 5.6 dengan 1/250 & 4 adalah sama.

Di dalam feature kamera, beda EV dapat kita atur sesuai dengan keperluan, mengubah beda EV di kamera sama dengan mengubah kompensasi exposure.Beda kompensasi ada yang 1/2 atau 1/3. Di kamera saya, Canon Powershot A70, dalam mode P,Av, dan TV, EV dapat diatur seperti hal diatas. Kalau dalam mode Manual (M), beda EV dapat dicari dengan mengkombinasikan speed dan diafragma.

Berikut ini adalah contoh beda EV , masing-masing beda EV adalah 1/3. Saya buat menggunakan mode M pada kamera, mengkombinasikan speed dan diafragma untuk mencari beda EV tersebut:












No. 1: Saya ambil dengan speed 0.5 detik dengan diafragma 2.8 ( -1/3 )
No. 2: Saya ambil dengan speed 0.8 detik dengan diafragma 2.8 ( 0 )
No. 3: Saya ambil dengan speed 1.0 detik dengan diafragma 2.8 ( +1/3 )

Catatan: Gambar tersebut sama sekali tidak diedit, hanya cropping dan resize di PS. Diambil dengan ISO 100. Pengunaan beda EV dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Sering kita lihat dalam spesifikasi kamera ada tulisan (contoh): �SLR Light Meter : EV 1-20 at ISO 100 and f/1.4� Ini berarti jika Anda menggunakan lensa dengan diafragma f1.4 dan film ISO 100, pembuat kamera menjamin pembacaan nilai EV dari nilai 1 �20 akan akurat.

Akan tetapi jika anda menggunakan lensa dengan diafragma f/4.0, light meter kamera akan membaca beda 3 stop, maka akan pembacaan light meter akan akurat di nilai EV 4 � 23.

Catatan: dengan menggunakan lensa yang berbeda maka tingkat keterangan suatu foto akan berbeda. Tetapi jika menggunakan film dengan ISO yang berbeda, maka tingkat keterangan suatu foto akan sama.

Angka Diafragma

Bingung dari mana angka-angka “ajaib” pada gelang diafragma berasal? Berikut ini penjelasannya
Salah satu teori dasar fotografi menyebutkan bahwa setiap kali mengecilkan bukaan diafragma satu stop, berarti mengurangi volume cahaya (yang masuk melalui lensa) sebanyak setengahnya. Kebalikannya, bila kita memperlebar bukaan diafragma satu stop, berarti menambah volume cahaya sebanyak dua kali lipat dari sebelumnya. Penjelasannya adalah sebagai berikut
Angka diafragma didapatkan dari perbandingan antara panjang fokus lensa dan diameter permukaan lensa yang berfungsi mengumpulkan cahaya. (f/stop = F/Ø)

Jadi, bila lensa 50 mm mempunyai diameter (diameter = diameter lensa (kaca) bukan diameter dudukan filter) selebar 50 mm maka dikatakan dia mempunyai diafragma f/1 (50 mm : 50 mm). Ini adalah lensa yang sangat kuat mengumpulkan cahaya dan saat ini hanya diproduksi oleh satu produsen kamera (canon).
Dari sini dapat dihitung – memakai lensa normal dengan bukaan maksimum f/1,4 – berapa diameter lensa yang digunakan untuk mengumpulkan cahaya.
50 mm : f/1,4 = 35,7 mm
(pembulatan dari 35,7142857.......)²²
Bila kita sadari bahwa yang bertanggungjawab mengumpulkan cahaya adalah seluruh luas permukaan lensa yang bersangkutan, hitung-hitungan ini menjadi makin menarik lagi. Masih ingat pelajaran SMP bahwa rumus untuk mencari luas lingkaran adalah sama dengan πr² (pi r kuadrat)? Atau 22/7 kali jari-jari kali jari-jari?
Jadi, bila jari-jari diameter lensa 50 mm f/1,4 adalah 17,85 mm (35,7 : 2) maka luas permukaan lensa tersebut adalah
π x 17,85²
= 3,1415926535897932384626433832795 x 318,6225
= 1000,982105268413896122063591389 mm² (dibulatkan menjadi 1001 mm²)
Bila diafragma kita kecilkan satu stop menjadi f/2, kemampua mengumpulkan cahya dari lensa yang bersangkutan menjadi turun setengahnya. Dengan diafragma f/2 tersebut, secara virtual diameter lensa tadi “diubah” menjadi 25 mm (50 mm :  f/2). Jari-jari lensa tersebut menjadi 12,5 mm
Luas permukaan (virtual) lensa yang bersangkutan menjadi
π x 12,5²
= 3,1415926535897932384626433832795 x 156,25
= 490,87385212340519350978802863742 mm² (dibulatkan menjadi 491 mm²)
Mengapa tidak menjadi setengahnya? Bukankah 491 mm² belum setengah dari 1001 mm² ?
Perlu diingat bahwa dalam fotografi terdapat banyak pembulatan dan kompromi. Angka 491 mm² sudah sangat mendekati setengah dari 1000 mm². Lagi pula perbedaan luas 9 mm² akan sangat sedikit perbedaannya dalam hasil pemotretan.
Tetapi, jika anda masih penasaran juga, kita lihat saja mengapa tidak dibuat benar-benar setengahnya (500 mm²). Bila demikian, hitungannya kita balik menjadi
500 mm² : π
= 500 : 3,1415926535897932384626433832795
= 159,15494309189533576888376337251
Akar dari 159,15494309189533576888376337251 adalah jari-jari lensa tersebut, yakni 12,615662610100800241235747611828 mm
Dari sini didapat angka 25,231325220201600482471495223657 mm sebagai diameter. f/stop lensa yang bersangkutan adalah
50 mm : 25,231325220201600482471495223657
= f/1,9816636488030055066725143825606
Pertanyaannya sekarang adalah, muatkah sederetan angka tersebut untuk dituliskan di atas gelang diafragma yang lebarnya imut-imut itu? Lagipula bukankah sudah sangat nyata sekarang bahwa sebenarnya f/1,98 dan seterusnya itu sudah sangat mendekati f/2?
Kita lanjutkan dengan bukaan diafragma berikut, yakni f/2,8 sekalian untuk menunjukkan lebih jauh tentang pembulatan dan kompromi tadi.
Diameter virtual lensa 50 mm pada f/2,8 adalah
50mm : f/2,8 = 17,85 mm
(dari 17,857142857142857142857142857143)
Jari-jarinya adalah 17,85 : 2 = 8,925 mm
Luas permukaannya :
π x 8,925²
= 3,1415926535897932384626433832795 x 79,655625
= 250,2455263171034740305158978472 mm²
Atau 250 mm². Uhapir setengahnya dari luas permukaan sebelumnya dan seperempat dari luas permyukaan pada diafragma f/1,4.
Dengan rumus tadi, luas permukaan pada f/4 adalah
122,71846303085129837744700715936 mm² (dibulatkan menjadi 123 mm² sekali lagi hampir setengah dari sebelumnya)
Luas permukaan lensa dari satu diafragma ke diafragma yang lain berkisar kurang lebih setengah (bila dikecilkan) atau dua kali lipat (bila dibesarkan) dari nilai sebelumnya.
Dalam hubungannya dengan kecepatan rana, cukup jelas tampaknya bahwa dengan mengurangi volume cahaya setengahnya (-1 stop) otomatis membutuhkan waktu dua kali lipat lebih lama (+1 stop), dan sebaliknya, dengan menggandakan volume cahaya, waktu yang dibutuhkan juga menjadi lebih cepat dua kali lipat.
Lalu, tahukah anda bahwa terdapat beberapa versi mengenai arti sebenarnya dari f/stop?f/stop (f kecil) dapat berarti salah satu di bawah ini.
  1. singkatan dari fenestra (latin) yang berarti “jendela” (diartikan bahwa bukaan difragma membentuk “jendela” bagi cahya untuk masuk melalui lensa).
  2. Singkatan dari function (fungsi) atau fraction (pecahan)
  3. Simbol dari focal length (panjang fokus) dibagi diameter bukaan (aperture)
  4. Dari seorang fotografer legendaris (ansel adams) yang merasa bentuk huruf  ‘f’ untuk bukaan diafragma lebih “indah” dan “nyeni” dari penulisan standar amerika yang sempat populer di awal abad 20 lalu (misalnya, U.S. 1 untuk f/4, U.S.4 untuk f/8, dan seterusnya).
Manapun yang anda percayai, jelasnya kata “stop” melambangkan pergeseran satu bukaan diafragma ke diafragma lain yang memiliki titik henti pada gelang pengatur.

TEKNIK DASAR FOTOGRAFI

Ada beberapa hal yang paling mendasar dan perlu diperhatikan dalam teknik dasar Fotografi agar nantinya diperoleh foto yang berkualitas baik, diantaranya yang paling pokok adalah :
1. Focusing (pemfokusan)
2. Bukaan Diafragma
3. Speed (kecepatan rana)
Focusing
Suatu obyek foto akan dapat terekam dengan baik apabila berada pada titik fokus lensa atau setidaknya masuk zona tajam (dept of field). Oleh karena kita tidak mungkin selalu menjaga jarak tertentu dengan obyek foto, maka pada lensa terdapat fasilitas yang berfungsi sebagai pencari jarak antara kamera (pemotret) dengan obyek.
Sistem focusing pada lensa manual mamilkiki 2 macam cara kerja, yaitu rotasi dan panel.ketika kita menggerakkan panel focusing (rotasi dan panel), maka lensa secara langsung akan bergerak sampai kita mendapatkan imaji tajam pada jendela bidik
Secara definisi, memfokus adalah menyetel lensa agar menimbulkan imaji tajam pada foto nanti. Pada kamera LSR (Single Lense Reflect) atau kamera refleksi lensa tunggal, apa yang tampak di jendela bidik sama dengan yang akan terjadi di fotonya. Jadi memfokus pada kamera SLR adalah menyetel titik fokus lensa sampai menimbulkan imaji tajam pada jendela bidik.
Fotografi pada dasarnya adalah memindahkan imaji yang ada di alam nyata pada gambar dua dimensi dengan bantuan lensa. Di alam nyata mata manusia akan lengsungn memfokus kepada suatu obyek yang dilihatnya, sedangkan lensa kamera hanya akan memfokus ke bagian-bagian tertentu yang diinginkan pemotret saja.
Lensa kamera mempunyai keterbatasan dalam memfokus. Lensa hanya mampu memberikan imaji tajam pada suatu kedalaman tertentu saja. Lensa secara umum tidak bisa memfokus pada semua yang tampak pada jendela bidik. Secara teknis disebut bahwa lensa mempunyai dept of field.
Lensa sudut lebar (Wide), tampaknya mempunyai dept of field sangat lebar, namun sesungguhnya tidak demikian. Seperti lensa lain, lensa lebar sebenarnya juga mempunyai titik fokus satu bidang saja, sementara satu bidang lainnya sekedar mempunyai acceptable sharpnes (ketajaman visual yang layak bagi manusia) dengan keterbatasan lensa itu, fokus yang “meleset” akan menghancurkan sebuah foto. Pemilihan bagian mana yang harus fokus dan bagian mana yanmg tidak,
sangat tergantung bagian mana yang akan ditonjolkan dan bagian mana yang sekedar latar belakang.
Bayangkan, misalnya anda berfoto di depan Candi Borobudur, namun dalam fotonya yang terfokus adalah Candinya sementara anda sendiri cuma berupa gambar samar-samar akibat out of focus. Seharusnya yang terfokus adalah anda, sementara candi borobudur adalah sekedar latar belakang yang harus tampak namun tidak perlu fokus.
Kegiatan memfokus juga bisa untuk menghilangkan sama sekali latar belakang dengan menggunakan bukaan diafragma sebesar mungkin (angka kecil dan dengan lensa sepanjang mungkin).
Adanya dept of field pada lensa memang memudahkan kita saat memfokus. Namun kita harus camkan dengan baik-baik bahwa fokus yang tepat tetap hanya pada satu bidang di depan lensa saja, tidak perduli berapa panjang jarak fokus lensa anda. Masalah fokus yang sangat teliti akan sangat menonjol apabila foto kita nantinya dicetak dalam ukuran besar.

Model Pemfokusan

Kamera-kamera yang beredar di Indonesia mempunyai berbagai macam model dalam pemfokusan. Disini model pemfokusan dapat dikategaaaaorikan menjadi 4, yaitu :
1. Micro Prism (Prisma Mikro)
obyek akan terlihat fokus apabila pandangan kita sudah tidak terhalang lagi oleh butiran-butiran kecil.
2. Split Image (Gambar Belah)
obyek akan terlihat fokus apabila garis obyek tidak terpotong saat melewati split image ini.
3. Ground Glass (Kaca Buram)
Obyek akan terlihat Fokus apabila obyek yang ditemukannya sudah jelas atau tidak kabur.
4. Double Image (Gambar Rangkap)
Obyek akan terlihat fokus apabila obyek yang terlihat sudah menjadi satu atau tidak ada bayangan pada obyek yang telah ditentukan.

DIAFRAGMA

Bukaan diafragma atau yang lebih kita kenal dengan sebutan aperture menentukan seberapa besar cahaya yang masuk pada lensa. Bukaan diafragma dilambangkan dengan f merupakan angka-angka pada lensa. Angka-angka bukaan diafragma (f) adalah sebagai berikut :
f/1, f/1,4, f/2, f/2,8, f/3,9, f/4,5, f/5,6, f/8, f/11, f/16, f/22, f/27, f/32
Semakin besar angka diafragma (=bukaan kecil) berarti semakin kecil cahaya yang bisa masuk, tetapi mamberikan ruang tajam yang besar.
Sedangkan semakin kecil angka diafragma (=bukaan besar) berarti semakin besar cahaya yang bisa masuk, tetapi memberikan ruang tajam yang sempit.
Bukaan besar, berarti angka bukaan diafragma kecil
Bukaan kecil, berarti angka bukaan diafragma besar.
Hal ini bisa dibuktikan dengan cara membuka tutup diafragma pada lensa. Bukaan diafragma (besar/kecil) sangat mempengaruhi bentuk gambar, terutama berkenaan dengan jarak zona ketajaman (dept of field) disekitar obyek yang difokus. Istilah bukaan diafragma penuh adalah bukaan dimana angka f adalah paling kecil.

Pengaruh diafragma

1. Dept of field
o Semakin besar bukaan diafragma, maka semakin pendek dept of field
o Semakin kecil bukaan diafragma, maka semakin panjang dept of field
2. Kecepatan rana (speed)
o Semakin besar bukaan diafragma, maka semakin cepat kecepatan rana
o Semakin kecil bukaan diafragma, maka semakin lambat kecepatan rana

Speed

Rana pada kebanyakan kamera SLR (single lense reflex) atau kamera RLT (refleks lensa tunggal) adalah tirai yang
bergerak horizontal dan vertikal yang terletak di muka film. Pada kamera manual terdapat penyetel rana yang terletak pada gelang lensa.
Kecepatan rana (speed) dan bukaan (diafragma) merupakan unsur yang tak terpisahkan dalam menentukan pencahayaan (exposure) sebuah obyek foto. Bukaan diafragma sangat menentukan seberapa besar cahaya masuk, sedangkan kecepatan rana pada kamera sangat menentukan berapa lama cahaya tersebut boleh masuk. Kecepatan rana diukur dengan detik dan angka-angka kecepatan rana tersebut adalah : 1, 2, 4, 8, 15, 30, 60,125, 500, 1000, 2000, 4000, 6000, dan kellipatannya yang pada klamera menunjukkan perbandingan yaitu :
1/1 detik, 1/2 detik, 1/4 detik, 1/8 detik, 1/15 detik dst.
Hubungan antara kecepatan rana dan seterusnya adalah berkebalikan, misalnya sewaktu memotret, pencahayaan yang dibutuhkan pada waktu kita memotret adalah f/16 dan 1/15 detik (berpatokan pada light meter yang ada di kamera), tetapi karena tidak membawa tripod, maka membutuhkan kecepatan rana yang lebih tinggi yaitu 1/125 detik agar kamera tidak goyang dengan menambah kecepatan rana menjadi 1/125 detik, maka bukaan diafragma harus bertambah besar menjadi f/5,6 (ingat ! bahwa bukaan bertambah besar berarti angka-nya semakin kecil) agar cahaya yang masuk sama.
Perbandingan kedua hal tersebut ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Diafragma
f/2
f/2,8
f/4
f/5,6
f/8
f/11
f/16
Speed
1/1000
1/500
1/250
1/125
1/60
1/30
1/15
Dalam pemotretan seringkali kita mendapati gambar hasil pemotretan yang goyang/kabur, padahal kecepatan rana (speed) yang dipakai adalah 1/60 detik, tetapi pada saat memotret kita menggunakan lensa 500 mm yang cukup berat.
Ada aturan yang menyebutkan apabila kita memotret tanpa tripod (Hand held). Untuk mendapatkan hasil yang tajam atau tidak goyang, maka perbandingan ideal antara panjang vokal dan kecepatan rana adalah :
kecepatan rana = 1/panjang vokal lensa
sehingga kalau kita menggunakan lensa dengan panjang v okal 200 mm, maka kecepatan rana ideal adalah 1/200 detik.
Kemampuan merekam benda diam maupun benda bergerak ditentukan oleh kemampuan kita mengolah kecepatan rana. Umumnya benda diam dapat kita rekam pada kecepatan rana berapapun, hanya saja kita harus berhati-hati apabila memotretnya pada speed sangat rendah, lebih dari satu detik misalnya, bisa biasa terjadi reciprocity failure pada film sehingga warna yang dihasilkan menyimpang.
Tiga hal yang berpengaruh terhadap ruang tajam yaitu :
1. Bukaan diafragma
2. Jarak lensa terhadap obyek
3. Jenis – jenis lensa
RUANG TAJAM
BUKAAN
Kalau kita sudah menentukan kamera mana yang akan kita pakai, maka kemudian kita harus mengetahui dan mengerti hal terpenting dalam fotografi yaitu pencahayaan, sebab fotografi sendiri adalah “The Language of Light”. Pencahayaan pada kamera ditentukan oleh dua hal yaitu bukaan dan kecepatan rana. Dengan mengatur bukaan diafragma dan kecepatan rana (cepat/lambat), kita bisa mengontrol pencahayaan dan ruang tajam seperti apa yang diinginkan. Bukaan diafragma yang akan kita pakai akan menentukan ruang tajam “depth of field”. Ruang tajam adalah bagian yang tajam pada foto dari latar depan (fore ground) ke latar belakang (back ground). Dengan membuka atau menutup bukaan diafragma ruang tajam yang didapatkan akan berbeda-beda, anda tinggal memilih ruang tajam seperti apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan efek yang diinginkan.
Semakin tinggi angka bukaan diafragma, maka semakin tinggi pula luas ruang tajamnya. Jadi kalau anda menginginkan ruang tajam yang sempit (hanya bagian tertentu yang tajam), maka pilihlah bukaan diafragma yang besar (f/1,4 misalnya).
Rentang Ketajaman
Pengertian tentang ruang tajam akan membantu kita dalam mengontrol hasil pemotretan. Sebagai contoh pada lensa 50mm dengan bukaan diafragma f/16, apabiladifokuskan pada obyek berjarak 1 meter maka obyek yang berda antara 0,9m-1,2m dari lensa akn fokus. Sementara apabila memakai lensa 24mm dengan titik fokus dan bukaan diafragma yang sama, maka obyek berjarak 0,5m sampai tak terhingga akan fokus. Selain itu anda juga harus memperhatikan jarak fokus minimum yang dimiliki lensa meski menggunakan lensa sudut lebar dengan bukaan terkecil (f/22, misalnya). Apabila jarak minimum 0,5m, maka obyek lebih dekat dari 0,5m akan kabur.
Jarak Lensa
Posisi obyek terhadap lensa (jauh-dekat) berpengaruh terhadap ruang tajam. Semakin dekat suatu obyek terhadap lensa, maka semakin sempit pula ruang tajamnya dan semakin jauh suatu obyek terhadap lensa, maka semakin luas pula ruang tajamnya. Hal ini umum untuk semua lensa (lensa normal, lensa sudut lebar maupun lensa sempit).